Lemah dan kuat
- ggckampunginggris
- Mar 9, 2019
- 3 min read
Updated: Jul 19, 2019
“orang kuat tampa kasih adalah kosong, orang kuat dengan kasih adalah sukacita bagi sesamanya” (Ryan Hankey Ranonto)

Kita diperhadapkan dengan fakta bahwa hidup ini adalah tanggungan sendiri dan harus siap menghadapi setiap kosekwensi yang ada. Kita akan melihat orang yang lebih sukses dari kita atau sebaliknya orang yang belum beruntung dari kita. Dari apa yang kita lihat maka secara tidak langsung kita membandingkan diri kita dengan orang lain dan mencoba menjadi yang lebih baik dari apa yang kita lihat.
Pada dasarnya ini adalah fakta biasa yang sering kita temui, meskipun demikian itu dapat berdampak sangat buruk bagi mereka yang selalu memikirkan hal-hal tersebut (pemikiran material/dunia). Kita percaya bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan primer dan sekunder yang menjadikan kebutuhan itu ada pada tempanya sesuai dengan keadaan kita. Sebagai contoh, seseorang membutuhkan makan dan hal itu adalah hal umum tetapi tidak setiap orang membutuhkan mobil mewah karena itu adalah hal yang khusus bagi mereka yang mampu membelinya.
Dalam kesempatan kali ini saya akan membagikan suatu topik yang diambil dari Alkitab yang ditulis oleh Rasul Paulus di dalam Roma 15 : 1-13. Firman Tuhan diberi judul Orang yang lemah dan orang yang kuat, dalam judul ini adalah sebuah ketegasan bahwa kehidupan setiap orang pada dasarnya berbeda secara jasmani maupun rohani. Secara jasmani mungkin ada diantara kita yang memiliki fisik yang kuat sehingga kita dapat membatu mereka yang tidak memiliki fisik yang kuat atau mereka yang berkelebihan sacara material dapat membantu mereka yang berkekurangan, atau mereka yang memiliki iman yang teguh dapat menguatkan hati yang lesu bagi sesamnya (ayat 1-2).
Kristus datang kedunia tidak mencari kesenangan-Nya sendiri melainkan datang untuk setiap manusia yang berdosa (ayat 3). Tuhan kita Yesus Kristus adalah suatu bentuk nyata dari kasih yang tidak ternilai harganya, yang mau membayar dosa dengan nyawa-Nya dengan menggantikan kita di atas kayu salib. Oleh karena itu kita yang sudah ditebus dari dosa harus berani mengakui dan benar-benar percaya sepenuh hati akan pengorbanan-Nya dan keEsaan-Nya sebagai Tuhan yang hidup. Sehingga rasa hormat akan Allah dalam diri kita selalu nyata untuk kebesaran nama-Nya (ayat 4).

Jika kita mengerti akan kasih Bapa kepada kita, sudah seharusnya kita paham akan kasih terhadap sesama kita. Di dalam Firman Tuhan sangat jelas dikatakan kerukunan akan sesama kita adalah hal yang indah (ayat 5). Apa yang kita lakukan untuk menciptakan kerukunan diantara sesama, kita dapat memulainya dari kesatuan hati untuk memuliakan Tuhan kita, Yesus Kristus (ayat 6).
Oleh sebab itu sikap rendah hati dan suka menolong ada dalam diri kita saat ini. Menerima sesama kita tampa ada batasan atau diskriminasi, dimana Tuhan Yesus telah mengajarkan nya terlebih dahulu kepada kita bahwa Ia telah menerima kita (ayat 7-8). Mereka yang paham akan hal ini akan sadar dimanapun dan kapanpun berada, didalam dunia yang fana ini harus mempermuliakan Tuhan dengan segenap jiwa sebagai prioritas di dalam hidup (ayat 9-11).
Keyakinan kita tidak akan sia-sia sebab Ia telah berjanji bahwa setiap kita akan memperoleh keselamatan oleh karena pengharapan (ayat 12). Kita dapat menyadari kehidupan kita penuh dengan kelemahan meskipun disisi lain kita merasa kuat, ada kegelisahan dan kekuatiran meskipun kecil ataupun besar. Dalam firman (ayat 13) baiklah kita penuh dengan pengharapan agar sukacita dan damai sejahtera dalam iman kita, Roh kudus berkuasa atas kita agar tetap setia sampai akhir hidup kita.
Tuhan Yesus telah mengenal kita terlebih dahulu, telah memberikan segala sesuatu kepada kita, baik kesehatan, materi, jabatan dan yang paling terpenting adalah keselamatan. Sudah seharusnya kita melihat dan peka akan hal-hal tersebut agar oleh karenanya ada rasa syukur yang boleh dibagikan kepada sesama kita untuk saling menguatkan. Jika ini dapat diimani maka kita berharap kita memiliki sikap hidup yang takut akan Tuhan dan tidak aka ada lagi rasa iri hati, benci dan sikap menjatuhkan sesama kita.
Comments